Ambil contoh kasus kaya yang dulu dilakukan sama Ariel Peterpan yang sekarang udah ganti jadi Ariel Noah yang dimana dulu nama baik nya sempat hancur karena kasus video pornonya yang beredar luas ,ada lagi kasus lain kaya Bapak Mario Teguh yang dimana permasalahan di masa lalu tentang rumah tangganya yang membuat karirnya sempat hancur seketika itu juga, dan juga masih banyak lagi loh publik figur yang karir dan nama baiknya tau-tau hancur seketika akibat kesalahan yang dia perbuat sendiri.
Akan tetapi seiring jalannya waktu ternyata mereka sampai saat ini masih tetap eksis dan masih dapat tempat di hati masyarakat loh. Nah kira-kira hal-hal apa sih yang mereka lakuin ketika mereka melakukan kesalahan itu sehingga mereka sampai sekarang mereka tetap dapet tempat di hati masyarakat terlepas dari masa lalu nya yang sempat tercoreng.
Pertanyaan gua kebayang gak gimana kalo kalian semua ngalamin hal yang kaya gitu?
Nah kalo sampe kita ngalamin kira-kira gimana ya caranya kita memperbaiki semua keadaan yang kita rusak karena kesalahan yang udah kita perbuat? Itu yang akan gua share di sini. Karena kita sebagai manusia pasti pernah melakukan hal-hal bodoh berupa kesalahan yang merusak hidup kita sendiri.
1. Bersikaplah Dewasa
Dewasa di sini bukan tentang umur loh ya, tapi bagaimana cara kita berami mempertanggungjawabkan atas apa yang udah kita perbuat, itu yang dimaksud dewasa.
Tanggung jawab ke Tuhan, dengan cara taubat, menyesali dan minta ampun sama Tuhan dengan tulus dengan sebenar-benarnya taubat. Ini yang paling gampang karena Tuhan pasti maafin hambanya yang salah dan minta ampun dengan tulus sebagaimana telah tertulis di KitabNya bahwa Tuhan itu maha pengasih lagi maha penyayang dan juga maha pengampun bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat. Tapi jangan lupa, Tanggung jawab juga kepada orang-orang yang merasa tersakiti hatinya atas kesalahan yang sudah kita perbuat, ini nih yang bener-bener nguji tingkat kedewasaan kita. Di sinilah kita betul-betul harus ikhlas dan berani mengakui bahwa kita salah dan telah menyakiti hati manusia akibat kesalahan yang udah kita perbuat, kalo bahasa kerennya harus "Gentle" lah. Katakan lah kalimat yang paling simpel tapi dengan syarat harus tulus benar-benar dari lubuk hati yang terdalam, misalnya dengan mengakui "Saya salah, saya khilaf dan saya minta maaf". Insya Allah orang itu akan maafin, tapi yang perlu diinget seseorang bisa dengan mudah maafin orang lain tapi bukan berarti mudah buat ngelupain ya. So jangan sampai ngulangin lagi kesalahan yang sama.
2. Ikhlas
Yup ikhlas, kalimat yang paling gampang diucapin tapi bener-bener bukan hal yang gampang buat dilakuin. Sekalipun butuh proses tapi pasti bisa kok kita ngelakuinnya asal kita tetap berusaha mengikhlaskan. Mengikhlaskan apa?
Ikhlas dengan diri sendiri.
Ada satu hal yang harus kalian tau bahwa semua orang pernah melakukan kesalahan, dan gua pun pernah melakukan kesalahan. Karena kita ini tempatnya salah dan juga tempatnya lupa. Bukti kalo kita ini cuma manusia biasa yang maha kadang-kadang kalo lagi baik ya baik kalo lagi blangsak ya blangsak. Gak kayak iblis yang konsist buat keburukan dan juga gak kayak malaikat yang konsist dalam kebaikan. Ini nih yang harus kita sadari dulu bahwa kita ini cuma manusia.
Tapi tetap kita harus inget kita punya tanggung jawab sebagai manusia untuk tetap mengupayakan kebaikan.
Di saat seseorang melakukan kesalahan pasti deh awal-awalnya terlintas pikiran pengen membela diri dan menyangkal bahwa kita udah melakukan kesalahan. Di sini lah tingkat kedewasaan seseorang yang udah gua bahas dipoint pertama tadi bisa diukur. Percaya deh semakin kita menyangkal dan tetap kekeuh membela diri bahwa kalian udah salah yang ada tuh cuma bikin kita jadi gak berdamai sama diri sendiri yang dimana ini bukan malah memperbaiki keadaan malah membuat keadaan semakin memburuk. Terlebih lagi udahnya menyangkal dan membela diri ditambah lagi menyalahkan orang lain atas kesalahan yang udah dia perbuat sendiri, believe or not yang ada keadaan bakal malah tambah hancur sehancur-hancurnya dan kita pun bakal dicap lebih buruk lagi dari sebelumnya.
Ikhlas dengan keadaan
Maksudnya apa? Jadi begini...
Ketika kita melakukan sebuah kesalahan yang membuat reputasi kita sendiri hancur, pasti akan menimbulkan reaksi dari orang-orang sekitar yang dimana sebagian besar membuat mental kita jatuh dan merasa terpuruk.
Yes, itulah faktanya. Walaupun 99 kebaikan yang udah kita lakuin tapi 1 kesalahan aja akan tetap diinget sama orang-orang dan orang-orang itupun lupa sama 99 kebaikan kita tadi. Ini salah satu fakta yang mau gak mau harus kita lewatin.
So... di situasi kaya gini bijak-bijak deh dalam bertindak. Terimalah bahwa orang-orang gak akan lupa dan sebagian yang lain salah paham tetang apa yang sebenarnya terjadi. Sebenarnya tetap diam lebih baik untuk melewati masa-masa ini dan untuk orang-orang yang salah paham tentang apa yang sebenarnya terjadi kasih klarifikasi aja secukupnya dengan jelas. Supaya gak ada kesan ambigu dan membuat mereka semakin liar beropini.
Tapi tenang... Selain dari fakta tadi ada juga satu fakta lagi setelahnya yaitu seiring berjalannya waktu orang-orang yang beropini tentang kesalahan kita tadi lama-kelamaan juga akan menguap dengan sendirinya, kenapa? Karena mereka semua juga pasti punya masalah-masalah dalam hidupnya yang harus mereka selesaikan, ya kali mau nyinyirin kita terus ... Fix pengangguran berarti tuh orang atau hidupnya tidak bahagia
Another fact :
- Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan kita juga tidak terlalu peduli dengan hal itu. Kita terkadang suka membesar-besarkan kesalahan diri sendiri karena itu adalah kesalahan kita, tapi realitanya orang lain tidaklah sepeduli yang kita bayangkan, mereka juga punya kehidupan dan masalahnya sendiri-sendiri, so stop caring so much. Aib/reputasi buruk Anda mungkin terasa lebih buruk dikepala Anda dibanding apa yang orang-orang lain lihat.
- Hampir tidak ada orang yang peduli dengan reputasi Anda terlepas itu baik ataupun buruk. Mungkin sebagian orang akan senang Anda memiliki reputasi yang buruk, sebagian lain akan iri karena Anda memiliki reputasi yang baik, namun kenyataannya mayoritas orang dan masyarakat tidak peduli sama sekali dengan reputasi Anda apapun itu.
3. Perlahan tapi pasti perbaiki lah keadaan menjadi lebih baik atau pergi (Leave).
Setelah point pertama dan kedua udah dilakuin. Sekarang kita mulai mencoba melakukan aktifitas kita seperti biasa dengan tetap profesional. Konsisten deh tuh tentang taubat kita tadi dengan melakukan hal-hal yang baik. Di tahap ini simplenya sih Kita yang ngerubah keadaan atau kita-nya yang harus berubah.
Kalo itu semua udah kita lakuin tapi gak ada tanda-tanda bahwa keadaan mulai kondusif pertimbangkan untuk pergi atau cabut dari lingkungan tersebut sampai keadaan mulai kondusif lagi atau sekalian mulai hidup baru dengan segala perubahan baik yang udah dari awal kita rencanain.
4. Positif Thinkink dan Bertindak yang positif.
Tetap optimis jangan putus asa. Seburuk apapun masa lalu kita, masa depan kita masih suci karena masa depan kita ada di tangan Tuhan.
Lakuin juga hal-hal baik yang sederhana tapi konsisten sebagai bukti ketulusan kita kalo kita pengen jadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.
Contohnya:
- Bantu orang yang benar-benar butuh pertolongan.
- Aktif di kegiatan yang ada hubungannya sama sosial.
- Sharing sesuatu yang bermanfaat di Sosmed.
- Dsb.
Itulah yang kiranya bisa gua share tentang gimana caranya memperbaiki keadaan yang udah kita rusak karena kesalahan kita sendiri. Seriously itu semua bukan hal yang gampang buat dilakuin, butuh waktu dan konsistensi juga buat ngejalaninnya. Akan tetapi itulah bagian dari tanggung jawab kita atas kesalahan yang udah kita lakukan dan juga tanggung jawab kita buat berusaha menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Ini semua pun gua pernah alamin dan gak enak banget sumpah, tapi dengan cara itulah kita jadi belajar jadi lebih dewasa dan lebih hati-hati lagi dalam bertindak ke depannya. Mudah-mudahan aja dengan pengalaman gua ini bisa membuat gua dan kalian semua jadi lebih bijak dalam menyikapi orang-orang yang melakukan kesalahan, jadi gak asal langsung menghakimi.
Aamiin...
Sumber Referensi:
Comments
Post a Comment